Minggu, 18 November 2012

TRIGE


TRIAGE”
Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa.
Proses triage meliputi tahap pre-hospital / lapangan dan hospital atau pusat pelayanan kesehatan lainnya. Triage lapangan harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Metode yang digunakan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistem triage Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
1)      Simple Triage / Triage Sederhana / Triage inisial
START, sebagai cara triage lapangan yang berprinsip pada sederhana dan kecepatan, dapat dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam memilah pasien, petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama kurang dari 60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai alat berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi.
·        Hitam : pasien meninggal atau cedera fatal yang tidak memungkinkan untuk resusitasi. Tidak memerlukan perhatian.
·        Merah : pasien cedera berat atau mengancam jiwa dan memerlukan transport segera. Misalnya :
-      Gagal nafas
-      Cedera torako-abdominal
-      Cedera kepala atau maksilo-fasial berat
-      Shok atau perdarahan berat
-      Luka bakar berat
·        Kuning : pasien cedera yang dipastikan tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat. Dapat ditunda hingga beberapa jam. Misalnya :
-     Cedera abdomen tanpa shok,
-     Cedera dada tanpa gangguan respirasi,
-     Fraktura mayor tanpa syok
-     Cedera kepala atau tulang belakang leher tanpa gangguan kesadaran
-      Luka bakar ringan
·        Hijau : cedera ringan yang tidak memerlukan stabilisasi segera. Misalnya :
-      Cedera jaringan lunak,
-      Fraktura dan dislokasi ekstremitas,
-      Cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas
-      Gawat darurat psikologis

2)      Advanced Triage / Triage lanjutan
Pasien dengan harapan hidup yang kecil dengan tersedianya peralatan dan tenaga medis yang lebih lengkap diharapkan dapat ditingkatkan harapan hidupnya. Namun apabila tenaga medis dan perlengkapan tidak dapat memenuhi kebutuhan dari pasien, misalnya pada bencana yang melibatkan banyak korban, tenaga medis dapat memutuskan untuk lebih memberikan perhatian pada pasien dengan cedera berat yang harapan hidupnya lebih besar sesuai dengan etika profesional. Hal inilah yang menjadi tujuan dari triage lanjutan. Pemantauan pada triage lanjutan dapat menggunakan Revised Trauma Score (RVT) atau Injury Severity Score (ISS).
RVT menggunakan parameter kesadaran (GCS), tekanan darah sistolik (dapat menggunakan per palpasi untuk mempercepat pantauan), dan frekuensi pernapasan.

Skor 12 : delayed
11 : urgent, dapat ditunda
4 – 10 : immediate, memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin
0 – 3 : morgue, cedera serius yang tidak lagi memerlukan tindakan darurat
GCS
Points
15-13
4
12-9
3
8-6
2
5-4
1
3
0
SBP
Points
>89
4
76-89
3
50-75
2
1-49
1
0
0
RR
Points
10-30
4
>30
3
6-9
2
1-5
1
0
0

ISS menggunakan parameter 3 bagian tubuh.
A : wajah, leher, kepala
B : toraks, abdomen
C : ekstremitas, jaringan lunak, kulit
Tiap parameter diberi skor 0 – 5 yaitu :
1. cedera ringan
2. cedera sedang
3. cedera serius
4. cedera berat
5. kritis
Hasil skoring tersebut kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan.
ISS =  A2 + B2 + C2 
Hasil lebih dari 15 dianggap sebagai politrauma. Hasil dari perhitungan ISS ini digunakan sebagai perbandingan dalam penentuan prioritas penatalaksanaan pasien massal.
Ada beberapa variasi dari penggunaan triage seperti di atas, pada beberapa kondisi atau di beberapa negara. Misalnya di medan perang, seringkali dilakukan reversed triage, dimana yang diprioritaskan adalah korban dengan luka paling ringan yang membutuhkanpertolongan sehingga korban dapat segera kembali ke medan perang.
Di beberapa negara terdapat pedoman lain dalam penentuan triage, namun intinya tetap sama. Misalnya di Jerman, tidak seluruh trauma amputasi mayor dianggap ditandai dengan kartu merah. Trauma amputasi lengan bawah, setelah ditangani pendarahannya, dapat dianggap sebagai kartu kuning dan kemudian ditransfer ke rumah sakit. Kadang kala pembagian triage pun menggunakan 5 macam warna.








Kategori
Makna
Konsekuensi
Contoh
T1 (I)
Mengancam jiwa
Penanganan dan transportasi sesegera mungkin
Lesi yang melibatkan arteri, pendarahan organ dalam, trauma amputasi mayor
T2 (II)
Cedera berat
Observasi ketat, penanganan secepatnya, transport sedapat mungkin
Trauma amputasi minor, cedera jaringan lunak, fraktur dan dislokasi
T3 (III)
Cedera minor atau tidak cedera
Ditangani bila memungkinkan, transport dan evakuasi bila memungkinkan
Laserasi minor, abrasi jaringan lunak, cedera otot
T4 (IV)
Harapan hidup kecil atau tidak ada
Observasi dan bila memungkinkan pemberian analgetik
Cedera berat, pendarahan berat, pemeriksaan neurologis negatif
T5 (V)
Meninggal
Menjaga jenazah, identifikasi bila memungkinkan
Dead on arrival, perburukan dari T1-4, tidak ada napas spontan


3)      Triage Sekunder (dalam rumah sakit)
Pada sistem triage lanjutan, triage sekunder dilakukan oleh paramedis atau perawat terlatih di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit selama terjadinya bencana. Pasien dipilah menjadi 5 kelompok.
Ø  Hitam / expectant : pasien dengan cedera berat yang dapat meninggal karena cederanya, mungkin dalam beberapa jam atau hari selanjutnya. (luka bakar luas, trauma berat, radiasi dosis letal), atau kemungkinan tidak dapat bertahan hidup karena dalam krisis yang mengancam nyawa walaupun diberikan penanganan medis (cardiac arrest, syok septik, cedera berat kepala atau dada). Pasien ini sebaiknya dimasukkan dalam ruangan rawat dengan pemberian analgetik untuk mengurangi penderitaan.
Ø  Merah / immediate : pasien yang memerlukan tindakan bedah segera atau tatalaksana lain untuk menyelamatkan nyawa, dan sebagai prioritas utama untuk tim bedah atau ditransport ke rumah sakit yang lebih lengkap. Pasien ini dapat bertahan hidup bila ditangani sesegera mungkin.
Ø   Kuning /  observation : kondisi pasien ini stabil sementara waktu namun memerlukan pengawasan dari tenaga medis terlatih dan re-triage berkala serta perawatan rumah sakit
Ø  Hijau / wait (walking wounded) : pasien ini memerlukan perhatian dokter dalam beberapa jam atau hari kemudian namun tidak darurat, dapat menunggu hingga beberapa jam atau dianjurkan untuk pulang dan kembali ke rumah sakit keesokan harinya (misal pada patah tulang sederhana, luka jaringan lunak multipel)
Ø   Putih / dimiss (walking wounded) : pasien ini mengalami cedera ringan, pengobatan P3K dan berobat jalan sudah cukup, peranan dokter disini tidak mutlak diperlukan. Contoh cedera pasien ini seperti luka robek, lecet, atau luka bakar ringan.

Penderita yang mengalami kelumpuhan, walaupun tidak mengancam nyawa, dapat menjadi prioritas pada keadaan IGD yang sudah tenang. Selama masa ini juga, kebanyakan trauma amputasi dapat dianggap sebagai “merah” karena tindakan bedah perlu dilakukan dalam beberapa menit walaupun luka amputasi ini tidak mengancam  nyawa.

4)      Sistem Triage Rumah Sakit
Pada sistem rumah sakit, langkah pertama yang harus dilewati saat masuk rumah sakit adalah penilaian oleh perawat triage. Perawat ini kemudian melakukan evaluasi kondisi pasien, perubahan-perubahan yang terjadi, dan menentukan prioritas giliran untuk masuk ke IGD dan prioritas dalam mendapatkan penanganan. Setelah pemeriksaan dan penanganan darurat selesai, pasien dapat masuk ke dalam sistem triage rumah sakit.

Pada beberapa rumah sakit yang sudah menggunakan dokter triage, dokter tersebut dapat menganjurkan seorang pasien untuk masuk dan menerima penanganan dari dokter IGD atau dirawat langsung oleh dokter yang merawat di ruangan. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas dimana pasien dapat sesegera mungkin mendapat perawatan lebih lanjut.

Pemilahan dalam rumah sakit ini juga memerlukan pengetahuan akan bed control dan tenaga bantuan, bed mana yang dapat digunakan dan fasilitas apa saja yang diperlukan selama dalam penanganan di IGD dan dalam perawatan di ruang rawat inap.

SUMBER

Vaksinasi Kanker Serviks


Vaksinasi Kanker Serviks
Diposkan oleh Aidandi 19:50
Kanker serviks di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab kematian wanita. Dan sebenarnya, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Di dunia, kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak diderita wanita usia di atas 15 tahu. Sekitar 5000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks, dan setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker ini. Di Indonesia, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker.
Menurut dr Bramundito, SpOG, kanker serviks merupakan beban kesehatan, psikologi, dan sosial bagi wanita penderita. Penyakit ini dapat menyerang semua wanita, khususnya yang aktif secara seksual, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya. “Tetap ada faktor risiko yang potensial menyebabkan kanker serviks. Di antaranya, melakukan hubungan seks di usia muda, sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom, sering menderita infeksi di daerah kelamin, melahirkan banyak anak, dan kebiasaan merokok. Juga defisiensi vitamin A, C, dan E.” ujarnya.
A.     Deteksi Dini
Kanker serviks berbeda dengan kanker jenis lainnya. Pada kanker serviks, ada fase yang disebut prakanker yang dapat dideteksi sejak dini. Jika segera mendapat pengobatan, angka kesembuhannya hampir 100%. Kanker serviks stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Sedangkan, jika terjadi gejala seperti perdarahan setelah berhubungan intim; keputihan atau cairan encer dari vagina; mengalami perdarahan setelah menopause; keluar cairan kekuningan yang berbau atau bercampur darah; nyeri panggul; atau tidak dapat buang air kecil, maka kemungkinan besar sudah terjadi kanker serviks stadium lanjut. “Maka, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan sedini mungkin baik dengan Pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat). Jangan menunggu sampai ada keluhan,” ujar dr. Bramdito.Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan penyebabnya, rendahnya kesadaran dan keengganan untuk deteksi dini, menyebabkan sebagian besar (lebih dari 70%) pasien datang dalam kondisi yang sudah parah dan sulit  disembuhkan.
B.     Vaksin HPV
Tidak banyak kanker yang diketahui penyebabnya. Akan tetapi, penyebab kanker serviks sudah berhasil diketahui, yakni Human Papilloma Virus (HPV). Kurang lebih 99,7% kanker serviks disebabkan oleh HPV. Dengan diketahui penyebabnya, kanker serviks dapat dicegah atau diatasi.
Ada sekitar 100 jenis HPV yang telah diidentifikasi, sebagian besar tidak berbahaya. Sebanyak 40 jenis dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari 40 jenis ini digolongkan menjadi dua golongan, yaitu HPV berisiko tinggi (penyebab kanker) dan berisiko rendah. Ada 15 jenis yang menyebabkan kanker, di antaranya HPV 16 dan 18 yang merupakan penyebab dari 70% kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia. Cara pencegahan terbaru adalah dengan vaksinasi, terutama yang menargetkan pada HPV 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi.
Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan 6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.
Vaksin ini dikalkulasi dapat memberi pertahanan selama 5-6 tahun. Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya memberi perlindungan 100% terhadap kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi bersama skrining serta usaha mengurangi faktor risiko dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks. Sekaligus dapat menurunkan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia.

Sumber:
Semijurnal Farmasi & Kedokteran, No. 52, Juni 2008.


Pertolongan Pertama di Gigit Ular


Pertolongan Pertama di Gigit Ular
Diposkan oleh Aidandi 00:06
Tidak semua ular mengeluarkan bisa ketika menggigit korbannya. Jenis ular yang berbisa atau beracum dapat dikenali melalui tampilan fisiknya, yang biasanya berwarna terang.
Bisa ular yang berbahaya untuk manusia secara umum dibagi menjadi empat golongan, yakni sitotoksin (merusakan jaringan lokal di tempat gigitan), hemotoksin (menyebabkan perdarahan di dalam), neurotoksin (memengaruhi sistem saraf), dan kardiotoksin (menyerang jantung). Bila menyebar ke seluruh tubuh dan tidak segera mendapat pertolongan, keempat jenis bisa tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Berikut ini yang harus dilakukan SEGERA untuk pertolongan pertama gigitan ular:
1.      Minta pertolongan segera untuk membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, korban harus mendapatkan perawatan dan diberi serum anti bisa ular.
2.      Balut luka dengan kain. Ikat bagian tubuh di atas luka dengan kain atau tali, tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan akibatnya dapat merusakan jaringan lainnya.
3.      Batasi aktivitas dan pertahankan imobilisasi, artinya pergerakan daerah yang terluka dibatasi atau difiksasi. Terlalu banyak bergerak menyebabkan racun lebih mudah diserap oleh tubuh.
4.      Selama menunggu pertolongan medis, usahakan agar korban tetap tenang. Keadaan panik menyebabkan jantung berdenyut lebih kuat dan akan mempermudah penyebaran racun di dalam tubuh.
5.      Ular yang menggigit, sedapat mungkin ditangkap dan dibawa ke rumah sakit. Selain untuk menghindari jatuhnya korban lain, identifikasi ular dapat bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan jenis bisanya.
Hindari! 
1.      Jangan membuat sayatan di sekitar luka. Hal ini justru dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan tidak mengurangi racun dalam tubuh.
2.      Jangan mengompres dengan batu es. Suhu dingin tidak membuat bisa ular menjadi non-aktif dan justru dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.
3.       Jangan menyedot bekas luka, karena tidak terbukti selalu membantu dan cara yang salah justru membahayakan.
4.      Jangan menyiram luka dengan alkohol. Alkohol dapat menghilangkan nyeri, tetapi dapat juga melebarkan pembuluh darah sehingga akan meningkatkan penyerapan racun.

Sumber
http://myarticles-artikelkesehatan.blogspot.com/

Kurma Tidak Sekedar Pemulih Energi


Kurma Tidak Sekedar Pemulih Energi
Diposkan oleh Aidandi 23:40
Kurma, buah yang terkenal dengan rasanya yang manis, sangat populer di bulan Ramadhan. Dalam haditsnya, Rasullullah menganjurkan berbuka puasa dengan kurma dalam jumlah ganjil. Orang sekaliber Nabi Muhammad saw, pasti memiliki alasan yang kuat mengapa memberi anjuran seperti ini.
Kurma mengandung gula sederhana dalam bentuk glukosa dan fruktosa yang sangat mudah dicerna. Pengolahannya tidak membutuhkan waktu lama. Hasil olahan yang berupa energi sudah dapat langsung dipakai oleh tubuh.Bila dibandingkan dengan nasi yang penyerapannya membutuhkan waktu berjam-jam, penyerapan gula dalam kurma hanya butuh waktu 45-60 menit. Oleh karenanya kurma sangat cocok untuk berbuka puasa menurut ahli gizi Luhir Ngudi Setyaningrum. Tidak hanya itu, kurma bahkan mampu mengubah tingkat keasaman lambung menjadi basa setelah 13-14 jam tidak memperoleh makanan dan minuman.
Saat berpuasa, tubuh kekurangan 20-30 persen energi dibandingkan pasokan biasanya. Untuk menambal kekurangan itu, tubuh mengambil cadangan energi dari glikogen dan lemak. Oleh karena itu, sebagai pembatal puasa, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandung gula sederhana yang cepat mengembalikan energi. Selain kurma, gula sederhana juga didapat dari es sirup, es the, atau es buah.
Kehebatan kurma tidak hanya sebagai sumber energi instan, masih banyak kandungan gizi lain yang sangat dibutuhkan tubuh dan tentu saja menyehatkan.
- 100 gram kurma (setara dengan 6 suplai 8 butir kurma) mengandung 278,9 kalori, 3 g protein, dan 73,6 karbohidrat. 
Ø  Serat dalam bentuk selulosa dan hemiselulosa. Keduanya mengatur peristaltik usus sehingga memudahkan BAB. 
Ø  Asam salisilat yang umum dijadikan bahan dasar aspirin. Asam salisilat mencegah pembekuan darah, antiinflamasi (radang), dan menghilangkan rasa ngilu, menurut Romdoni spesialis penyakit dalam dan spesialis jantung-pembuluh darah.
Ø  Fosfor dan kalium. Keduanya berfungsi mengatur denyut nadi jantung dan membantu mengatur tekanan darah. Karenanya, mengonsumsi kurma dapat menurunkan risiko stroke.
Ø  Vitamin A dan E yang membantu sistem imun tubuh, memelihara sel-sel epitel, dan retina mata.

Dengan manfaat yang begitu banyak, tidak heran kurma dianjurkan untuk pembatal puasa. Tidak hanya rasanya yang manis, tetapi juga menyehatkan. Tetapi, untuk pengidap diabetes melitus perlu berhati-hati mengonsumsi kurma. Bila gula darah terkontrol masih diperbolehkan mengonsumsi kurma sekali sehari.

Sumber
http://myarticles-artikelkesehatan.blogspot.com/

Jumat, 16 November 2012


Artikel Kesehatan : Artikel Kesehatan Mata
Ditulis Oleh : Nur Alimah Hari: 23:30 Kategori: Artikel Kesehatan

Kali ini artikel bagus akan memanjakan pembaca dengan artikel kesehatan mata. Artikel kesehatan mata ini, akan membahas seputar tentang kesehatan mata, apa mata itu?, dan tips menjaga kesehatan mata.
Mata adalah panca indera manusia yang sangat penting/esensial. Dapat dibayangkan jika kita mengalami kerusakan mata atau kebutaan, kita tidak dapat menikmati dan merasakan betapa indahnya alam semesta ini.
Kenyataannya kita sering lupa untuk melakukan perawatan mata, padahal seperti halnya bagian tubuh yang lain, mata mungkin saja terkena gangguan atau masalah kesehatan. Gangguan-ganguan tersebut bisa disebabkan oleh udara yang tidak bersih atau terpolusi, radiasi sinar matahari, radiasi akibat terlalu lama di depan komputer, dan gangguan-gangguan lainnya.
Studi yang dilakukan oleh Eye Disease Prevalence Research Group (2004) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa. Studi ini menyebutkan juga bahwa penyakit mata dan kebutaan akan meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Seseorang yang berumur 80 tahun ke atas yang merupakan 8% dari total penduduk, mengalami kebutaan sebanyak 69%.
Gangguan kesehatan pada mata yang umum terjadi adalah penurunan fungsi penglihatan, gejala mata merah tanpa ada penurunan fungsi penglihatan, dan mata merah dengan fungsi penglihatan turun. Sampai saat ini, penyakit mata yang banyak diderita adalah katarak, glukoma, dan infeksi.
Seiring dengan meningkatnya perhatian dan pengetahuan pengaruh gizi terhadap kesehatan, khususnya kesehatan mata menyebabkan pesatnya pertumbuhan pasar terhadap produk-produk kesehatan, makanan obat,makanan kesehatan, obat kesehatan, suplemen makanan, suplemen kesehatan, obat herbal, obat alami mata. Sebagian besar produk-produk untuk kesehatan mata yang dipasarkan sekarang berbentuk suplemen, makanan obat, makanan kesehatan, obat kesehatan, suplemen makanan, suplemen kesehatan, obat herbal, obat alami. Selain senyawa antioksidan (vitamin A, C, dan E) yang sebelumnya telah diketahui dapat meningkatkan kesehatan mata, senyawa lain seperti lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin, baru-baru ini diketahui sebagai senyawa yang dapat meningkatkan kesehatan mata.
Lutein suatu kelompok senyawa karotenoid berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau. Lutein terdapat di macula dan dipercaya dapat melindungi mata dari kerusakan oksidatif oleh sinar radiasi ultraviolet (UV).
Macula berada di tengah-tengah retina dan bersebelahan langsung dengan lensa mata. Macula merupakan daerah kecil yang mengandung jutaan sel yang membantu menghasilkan penglihatan yang tajam untuk membaca atau melihat obyek dengan jelas.Senyawa karotenoid lain yang terdapat di dalam macula adalah adalah zeaxanthin, yang diketahui dapat memberikan manfaat untuk kesehatan mata.
Penelitian yang dilakukan oleh Chitchumroonchokchai dan koleganya pada tahun 2004 dari Ohio State University, menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin dapat melindungi sel lensa manusia dari paparan sinar UV, yang merupakan penyebab utama terjadinya penyakit katarak. Selain itu, mereka membandingkan aktivitas antioksidan lutein dan zeaxanthin dengan vitamin E. Hasilnya menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin menunjukkan aktivitas 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin E dalam melindungi sel lensa dari kerusakan akibat sinar ultraviolet.
Pada tahun yang sama juga dilakukan penelitian oleh Neuringer dan kolega, menunjukkan kemampuan lutein dan zeaxanthin dalam meningkatkan kesehatan mata. Sedangkan pengujian pada hewan yang disponsori oleh DSM Nutritional Products Swiss, menunjukkan bahwa suplementasi atau penambahan lutein dan zeaxanthin meningkatkan aktivitas antioksidan di dalam darah.
Kelompok senyawa karotenoid lainnya yang ternyata memiliki kemampuan untuk melindungi macula dari paparan sinar UV adalah astaxanthin. Guerin et al. (2003) menyebutkan bahwa kemampuan antioksidan dan anti-inflamasi senyawa astaxanthin dapat memberikan efek perlindungan mata dari sinar UV.
Sampai saat ini aktivitas antioksidan dari senyawa lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin memberi jawaban mekanisme terjadinya peningkatan kesehatan mata. Radikal bebas yang berasal dari sinar UV atau cemaran udara, masuk ke mata mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi molekul-molekul rentan pada lensa mata.
Agar mata bisa terjaga kesehatannya, ada baiknya kita melakukan tips perawatankesehatan mata berikut ini :
1.Periksa mata setiap 12 bulan
Masalah penglihatan yang tidak ditangani akan berkembang semakin parah , sebaiknya dihindari memakai lensa kontak atau kacamata yang tidak lagi cocok untuk anda karena dapat menyebabkan masalah penglihatan dan sakit kepala.
2.Kacamata anti-UV
Sinar UV dapat membuat kerusakan serius pada mata. Kacamata yang baik dapat mencegah hal ini. Ketika membeli kacamata, pastikan yang dapat memantulkan paling tidak 98% radiasi UV.
3. Nutrisi untuk Mata
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa vitamin dan kelompok antioksidan dapat mencegah, atau paling tidak memperlambat degenerasi makular dan pertumbuhan katarak. Nutrisi yang baik bagi tubuh juga baik untuk mata.
4. Penggunaan cahaya yang cukup
Bekerja dengan cahaya minim dapat menyebabkan kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga tidak baik. Arah cahaya terbaik jika bekerja menggunakan komputer adalah dari lampu meja bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat terang (brightness) monitor. Warnanya online pharmacy no prescription memang jadi tak terlalu tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.
5. Istirahatkan mata Anda
Hampir semua orang merasakan mata mereka jadi tidak nyaman setelah duduk seharian di depan layar komputer. Hal ini disebabkan mata berkedip 25% lebih sedikit dari biasanya, yang menyebabkan mata jadi kering. Satu hal yang bisa dilakukan adalah menutup mata Anda dan menghitung sampai 5 sebelum membukanya kembali. Hal lainnya adalah berpaling dari layar monitor dan fokus pada sebuah objek yang jauh. Lakukan ini selama beberapa menit setiap 30 menit.
6. Cari lensa kontak dengan kualitas baik
Tidak semua lensa kontak sama. Ada yang aman untuk mata Anda, dan ada juga yang beresiko merusak mata.
7. Jika memakai lensa kontak,rawatlah dengan baik Lensa kontak tidaklah begitu merepotkan, tapi Anda juga tak dapat mengabaikan kebersihannya. Setiap kali akan memakai atau melepaskan lensa kontak Anda, bilaslah. Anda juga harus mengganti cairannya, ketika Anda menaruh di tempatnya waktu Anda tidur di malam hari.
8. Pakailah lensa kontak sesuai jadwal yang disarankan
Ada orang yang berbiat menghemat dengan memakai lensa kontak lebih lama daripada yang dimaksudkan. Ini bukanlah hal yang baik. Meskipun kulitas lensanya tidak akan berkurang, tumpukan protein dapat mengaburkan penglihatan Anda. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah, semakin lama Anda memakai lensa kontak Anda, semakin tinggi resiko mata Anda terkena infeksi.
9.Gunakan filter monitor.
Untuk mengurangi sinar yang menyilaukan dan radiasi yang dipancarkan layar monitor, gunakan filter glass monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer anda untuk mendapatkan filter yang baik dan mampu mengurangipengaruh radiasi, bukan hanya sekedar meredupkan cahaya monitor.
10. Letakkan kertas kerja agar mudah dibaca saat di depan komputer.
Jika anda harus bekerja dengan menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja tersebut dalam jarak yang seimbang dengan monitor anda. Ini agar anda tidak perlu bolak-balik memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja anda, setelah membaca di layar monitor.