Yudi Yanto
Minggu, 18 November 2012
TRIGE
“TRIAGE”
Triage
adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit
untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi selanjutnya.
Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan
musibah terutama musibah yang melibatkan massa.
Proses
triage meliputi tahap pre-hospital / lapangan dan hospital atau pusat pelayanan
kesehatan lainnya. Triage lapangan harus dilakukan oleh petugas pertama yang
tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus
karena status triase pasien dapat berubah. Metode yang digunakan bisa
secara METTAG (Triage tagging system) atau sistem triage Penuntun
Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
1) Simple
Triage / Triage Sederhana / Triage inisial
START,
sebagai cara triage lapangan yang berprinsip pada sederhana dan kecepatan,
dapat dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam memilah
pasien, petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama
kurang dari 60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai alat
berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi.
·
Hitam : pasien meninggal atau cedera
fatal yang tidak memungkinkan untuk resusitasi. Tidak memerlukan perhatian.
·
Merah : pasien cedera berat atau mengancam
jiwa dan memerlukan transport segera. Misalnya :
- Gagal
nafas
- Cedera
torako-abdominal
- Cedera
kepala atau maksilo-fasial berat
- Shok
atau perdarahan berat
- Luka
bakar berat
·
Kuning : pasien cedera yang dipastikan
tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat. Dapat ditunda hingga beberapa jam.
Misalnya :
- Cedera
abdomen tanpa shok,
- Cedera
dada tanpa gangguan respirasi,
- Fraktura
mayor tanpa syok
- Cedera
kepala atau tulang belakang leher tanpa gangguan kesadaran
- Luka
bakar ringan
·
Hijau : cedera ringan yang tidak
memerlukan stabilisasi segera. Misalnya :
- Cedera
jaringan lunak,
- Fraktura
dan dislokasi ekstremitas,
- Cedera
maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas
- Gawat
darurat psikologis
2) Advanced
Triage / Triage lanjutan
Pasien
dengan harapan hidup yang kecil dengan tersedianya peralatan dan tenaga medis
yang lebih lengkap diharapkan dapat ditingkatkan harapan hidupnya. Namun
apabila tenaga medis dan perlengkapan tidak dapat memenuhi kebutuhan dari
pasien, misalnya pada bencana yang melibatkan banyak korban, tenaga medis dapat
memutuskan untuk lebih memberikan perhatian pada pasien dengan cedera berat
yang harapan hidupnya lebih besar sesuai dengan etika profesional. Hal inilah
yang menjadi tujuan dari triage lanjutan. Pemantauan pada triage lanjutan dapat
menggunakan Revised Trauma Score (RVT) atau Injury Severity Score (ISS).
RVT
menggunakan parameter kesadaran (GCS), tekanan darah sistolik (dapat
menggunakan per palpasi untuk mempercepat pantauan), dan frekuensi pernapasan.
Skor
12 : delayed
11
: urgent, dapat ditunda
4
– 10 : immediate, memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin
0
– 3 : morgue, cedera serius yang tidak lagi memerlukan tindakan darurat
|
|
|
ISS
menggunakan parameter 3 bagian tubuh.
A
: wajah, leher, kepala
B
: toraks, abdomen
C
: ekstremitas, jaringan lunak, kulit
Tiap
parameter diberi skor 0 – 5 yaitu :
1.
cedera ringan
2.
cedera sedang
3.
cedera serius
4.
cedera berat
5.
kritis
Hasil
skoring tersebut kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan.
ISS
= A2 + B2 + C2
Hasil
lebih dari 15 dianggap sebagai politrauma. Hasil dari perhitungan ISS ini
digunakan sebagai perbandingan dalam penentuan prioritas penatalaksanaan pasien
massal.
Ada beberapa
variasi dari penggunaan triage seperti di atas, pada beberapa kondisi atau di
beberapa negara. Misalnya di medan perang, seringkali dilakukan reversed
triage, dimana yang diprioritaskan adalah korban dengan luka paling ringan yang
membutuhkanpertolongan sehingga korban dapat segera kembali ke medan perang.
Di
beberapa negara terdapat pedoman lain dalam penentuan triage, namun intinya
tetap sama. Misalnya di Jerman, tidak seluruh trauma amputasi mayor dianggap
ditandai dengan kartu merah. Trauma amputasi lengan bawah, setelah ditangani
pendarahannya, dapat dianggap sebagai kartu kuning dan kemudian ditransfer ke
rumah sakit. Kadang kala pembagian triage pun menggunakan 5 macam warna.
Kategori
|
Makna
|
Konsekuensi
|
Contoh
|
T1
(I)
|
Mengancam
jiwa
|
Penanganan
dan transportasi sesegera mungkin
|
Lesi
yang melibatkan arteri, pendarahan organ dalam, trauma amputasi mayor
|
T2
(II)
|
Cedera
berat
|
Observasi
ketat, penanganan secepatnya, transport sedapat mungkin
|
Trauma
amputasi minor, cedera jaringan lunak, fraktur dan dislokasi
|
T3
(III)
|
Cedera
minor atau tidak cedera
|
Ditangani
bila memungkinkan, transport dan evakuasi bila memungkinkan
|
Laserasi
minor, abrasi jaringan lunak, cedera otot
|
T4
(IV)
|
Harapan
hidup kecil atau tidak ada
|
Observasi
dan bila memungkinkan pemberian analgetik
|
Cedera
berat, pendarahan berat, pemeriksaan neurologis negatif
|
T5
(V)
|
Meninggal
|
Menjaga
jenazah, identifikasi bila memungkinkan
|
Dead
on arrival, perburukan dari T1-4, tidak ada napas spontan
|
3) Triage
Sekunder (dalam rumah sakit)
Pada
sistem triage lanjutan, triage sekunder dilakukan oleh paramedis atau perawat
terlatih di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit selama terjadinya bencana.
Pasien dipilah menjadi 5 kelompok.
Ø Hitam
/ expectant : pasien dengan cedera berat yang dapat meninggal karena cederanya,
mungkin dalam beberapa jam atau hari selanjutnya. (luka bakar luas, trauma
berat, radiasi dosis letal), atau kemungkinan tidak dapat bertahan hidup karena
dalam krisis yang mengancam nyawa walaupun diberikan penanganan medis (cardiac
arrest, syok septik, cedera berat kepala atau dada). Pasien ini sebaiknya dimasukkan
dalam ruangan rawat dengan pemberian analgetik untuk mengurangi penderitaan.
Ø Merah
/ immediate : pasien yang memerlukan tindakan bedah segera atau tatalaksana
lain untuk menyelamatkan nyawa, dan sebagai prioritas utama untuk tim bedah
atau ditransport ke rumah sakit yang lebih lengkap. Pasien ini dapat bertahan
hidup bila ditangani sesegera mungkin.
Ø Kuning
/ observation : kondisi pasien ini stabil sementara waktu namun
memerlukan pengawasan dari tenaga medis terlatih dan re-triage berkala serta
perawatan rumah sakit
Ø Hijau
/ wait (walking wounded) : pasien ini memerlukan perhatian dokter dalam
beberapa jam atau hari kemudian namun tidak darurat, dapat menunggu hingga
beberapa jam atau dianjurkan untuk pulang dan kembali ke rumah sakit keesokan
harinya (misal pada patah tulang sederhana, luka jaringan lunak multipel)
Ø Putih
/ dimiss (walking wounded) : pasien ini mengalami cedera ringan, pengobatan P3K
dan berobat jalan sudah cukup, peranan dokter disini tidak mutlak diperlukan.
Contoh cedera pasien ini seperti luka robek, lecet, atau luka bakar ringan.
Penderita
yang mengalami kelumpuhan, walaupun tidak mengancam nyawa, dapat menjadi
prioritas pada keadaan IGD yang sudah tenang. Selama masa ini juga, kebanyakan
trauma amputasi dapat dianggap sebagai “merah” karena tindakan bedah perlu
dilakukan dalam beberapa menit walaupun luka amputasi ini tidak mengancam
nyawa.
4)
Sistem Triage Rumah Sakit
Pada
sistem rumah sakit, langkah pertama yang harus dilewati saat masuk rumah sakit
adalah penilaian oleh perawat triage. Perawat ini kemudian melakukan evaluasi
kondisi pasien, perubahan-perubahan yang terjadi, dan menentukan prioritas
giliran untuk masuk ke IGD dan prioritas dalam mendapatkan penanganan. Setelah
pemeriksaan dan penanganan darurat selesai, pasien dapat masuk ke dalam sistem
triage rumah sakit.
Pada
beberapa rumah sakit yang sudah menggunakan dokter triage, dokter tersebut
dapat menganjurkan seorang pasien untuk masuk dan menerima penanganan dari
dokter IGD atau dirawat langsung oleh dokter yang merawat di ruangan. Hal ini
untuk meningkatkan efektivitas dimana pasien dapat sesegera mungkin mendapat
perawatan lebih lanjut.
Pemilahan
dalam rumah sakit ini juga memerlukan pengetahuan akan bed control dan tenaga
bantuan, bed mana yang dapat digunakan dan fasilitas apa saja yang diperlukan
selama dalam penanganan di IGD dan dalam perawatan di ruang rawat inap.
SUMBER
Vaksinasi Kanker Serviks
Vaksinasi Kanker
Serviks
Diposkan oleh
Aidandi 19:50
Kanker
serviks di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab kematian wanita. Dan
sebenarnya, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Di dunia, kanker
serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak
diderita wanita usia di atas 15 tahu. Sekitar 5000 wanita didiagnosis menderita
kanker serviks, dan setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker ini.
Di Indonesia, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker.
Menurut
dr Bramundito, SpOG, kanker serviks merupakan beban kesehatan, psikologi, dan
sosial bagi wanita penderita. Penyakit ini dapat menyerang semua wanita,
khususnya yang aktif secara seksual, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya.
“Tetap ada faktor risiko yang potensial menyebabkan kanker serviks. Di
antaranya, melakukan hubungan seks di usia muda, sering berganti-ganti pasangan
seksual tanpa menggunakan kondom, sering menderita infeksi di daerah kelamin,
melahirkan banyak anak, dan kebiasaan merokok. Juga defisiensi vitamin A, C,
dan E.” ujarnya.
A.
Deteksi Dini
Kanker serviks berbeda dengan kanker
jenis lainnya. Pada kanker serviks, ada fase yang disebut prakanker yang dapat
dideteksi sejak dini. Jika segera mendapat pengobatan, angka kesembuhannya
hampir 100%. Kanker serviks stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala
atau tanda yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Sedangkan, jika
terjadi gejala seperti perdarahan setelah berhubungan intim; keputihan atau
cairan encer dari vagina; mengalami perdarahan setelah menopause; keluar cairan
kekuningan yang berbau atau bercampur darah; nyeri panggul; atau tidak dapat
buang air kecil, maka kemungkinan besar sudah terjadi kanker serviks stadium
lanjut. “Maka, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan sedini mungkin baik dengan
Pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat). Jangan menunggu sampai
ada keluhan,” ujar dr. Bramdito.Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
kanker serviks dan penyebabnya, rendahnya kesadaran dan keengganan untuk
deteksi dini, menyebabkan sebagian besar (lebih dari 70%) pasien datang dalam
kondisi yang sudah parah dan sulit disembuhkan.
B. Vaksin HPV
Tidak banyak kanker yang diketahui
penyebabnya. Akan tetapi, penyebab kanker serviks sudah berhasil diketahui, yakni
Human Papilloma Virus (HPV). Kurang lebih 99,7% kanker serviks disebabkan oleh
HPV. Dengan diketahui penyebabnya, kanker serviks dapat dicegah atau diatasi.
Ada sekitar 100 jenis HPV yang telah
diidentifikasi, sebagian besar tidak berbahaya. Sebanyak 40 jenis dapat
ditularkan melalui hubungan seksual. Dari 40 jenis ini digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu HPV berisiko tinggi (penyebab kanker) dan berisiko rendah. Ada
15 jenis yang menyebabkan kanker, di antaranya HPV 16 dan 18 yang merupakan
penyebab dari 70% kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia. Cara pencegahan
terbaru adalah dengan vaksinasi, terutama yang menargetkan pada HPV 16 dan 18.
Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan
menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi.
Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan 6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.
Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan 6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.
Vaksin ini dikalkulasi dapat memberi
pertahanan selama 5-6 tahun. Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini tidak
sepenuhnya memberi perlindungan 100% terhadap kanker serviks. Oleh karena itu,
vaksinasi bersama skrining serta usaha mengurangi faktor risiko dapat
mengurangi risiko terkena kanker serviks. Sekaligus dapat menurunkan jumlah
penderita kanker serviks di Indonesia.
Sumber:
Semijurnal Farmasi & Kedokteran, No. 52, Juni 2008.
Pertolongan Pertama di Gigit Ular
Pertolongan Pertama di
Gigit Ular
Tidak
semua ular mengeluarkan bisa ketika menggigit korbannya. Jenis ular yang
berbisa atau beracum dapat dikenali melalui tampilan fisiknya, yang biasanya
berwarna terang.
Bisa ular yang berbahaya untuk manusia secara umum dibagi menjadi empat golongan, yakni sitotoksin (merusakan jaringan lokal di tempat gigitan), hemotoksin (menyebabkan perdarahan di dalam), neurotoksin (memengaruhi sistem saraf), dan kardiotoksin (menyerang jantung). Bila menyebar ke seluruh tubuh dan tidak segera mendapat pertolongan, keempat jenis bisa tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Bisa ular yang berbahaya untuk manusia secara umum dibagi menjadi empat golongan, yakni sitotoksin (merusakan jaringan lokal di tempat gigitan), hemotoksin (menyebabkan perdarahan di dalam), neurotoksin (memengaruhi sistem saraf), dan kardiotoksin (menyerang jantung). Bila menyebar ke seluruh tubuh dan tidak segera mendapat pertolongan, keempat jenis bisa tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Berikut ini yang harus dilakukan SEGERA untuk
pertolongan pertama gigitan ular:
1. Minta pertolongan segera untuk
membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, korban harus
mendapatkan perawatan dan diberi serum anti bisa ular.
2. Balut luka dengan kain. Ikat bagian
tubuh di atas luka dengan kain atau tali, tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan
yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan akibatnya dapat
merusakan jaringan lainnya.
3. Batasi aktivitas dan pertahankan
imobilisasi, artinya pergerakan daerah yang terluka dibatasi atau difiksasi.
Terlalu banyak bergerak menyebabkan racun lebih mudah diserap oleh tubuh.
4. Selama menunggu pertolongan medis,
usahakan agar korban tetap tenang. Keadaan panik menyebabkan jantung berdenyut
lebih kuat dan akan mempermudah penyebaran racun di dalam tubuh.
5. Ular yang menggigit, sedapat mungkin
ditangkap dan dibawa ke rumah sakit. Selain untuk menghindari jatuhnya korban
lain, identifikasi ular dapat bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan jenis
bisanya.
Hindari!
1. Jangan membuat sayatan di sekitar
luka. Hal ini justru dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan tidak
mengurangi racun dalam tubuh.
2. Jangan mengompres dengan batu es.
Suhu dingin tidak membuat bisa ular menjadi non-aktif dan justru dapat
menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.
3. Jangan menyedot bekas luka, karena tidak
terbukti selalu membantu dan cara yang salah justru membahayakan.
4. Jangan menyiram luka dengan alkohol.
Alkohol dapat menghilangkan nyeri, tetapi dapat juga melebarkan pembuluh darah
sehingga akan meningkatkan penyerapan racun.
Sumber
http://myarticles-artikelkesehatan.blogspot.com/
Kurma Tidak Sekedar Pemulih Energi
Kurma
Tidak Sekedar Pemulih Energi
Kurma,
buah yang terkenal dengan rasanya yang manis, sangat populer di bulan Ramadhan.
Dalam haditsnya, Rasullullah menganjurkan berbuka puasa dengan kurma dalam
jumlah ganjil. Orang sekaliber Nabi Muhammad saw, pasti memiliki alasan yang
kuat mengapa memberi anjuran seperti ini.
Kurma
mengandung gula sederhana dalam bentuk glukosa dan fruktosa yang sangat mudah
dicerna. Pengolahannya tidak membutuhkan waktu lama. Hasil olahan yang berupa
energi sudah dapat langsung dipakai oleh tubuh.Bila dibandingkan dengan nasi
yang penyerapannya membutuhkan waktu berjam-jam, penyerapan gula dalam kurma
hanya butuh waktu 45-60 menit. Oleh karenanya kurma sangat cocok untuk berbuka
puasa menurut ahli gizi Luhir Ngudi Setyaningrum. Tidak hanya itu, kurma bahkan
mampu mengubah tingkat keasaman lambung menjadi basa setelah 13-14 jam tidak
memperoleh makanan dan minuman.
Saat berpuasa, tubuh kekurangan 20-30 persen energi dibandingkan pasokan biasanya. Untuk menambal kekurangan itu, tubuh mengambil cadangan energi dari glikogen dan lemak. Oleh karena itu, sebagai pembatal puasa, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandung gula sederhana yang cepat mengembalikan energi. Selain kurma, gula sederhana juga didapat dari es sirup, es the, atau es buah.
Saat berpuasa, tubuh kekurangan 20-30 persen energi dibandingkan pasokan biasanya. Untuk menambal kekurangan itu, tubuh mengambil cadangan energi dari glikogen dan lemak. Oleh karena itu, sebagai pembatal puasa, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandung gula sederhana yang cepat mengembalikan energi. Selain kurma, gula sederhana juga didapat dari es sirup, es the, atau es buah.
Kehebatan
kurma tidak hanya sebagai sumber energi instan, masih banyak kandungan gizi
lain yang sangat dibutuhkan tubuh dan tentu saja menyehatkan.
- 100 gram kurma (setara dengan 6 suplai 8 butir kurma) mengandung 278,9 kalori, 3 g protein, dan 73,6 karbohidrat.
- 100 gram kurma (setara dengan 6 suplai 8 butir kurma) mengandung 278,9 kalori, 3 g protein, dan 73,6 karbohidrat.
Ø Serat dalam bentuk selulosa dan
hemiselulosa. Keduanya mengatur peristaltik usus sehingga memudahkan BAB.
Ø Asam salisilat yang umum dijadikan bahan
dasar aspirin. Asam salisilat mencegah pembekuan darah, antiinflamasi (radang),
dan menghilangkan rasa ngilu, menurut Romdoni spesialis penyakit dalam dan
spesialis jantung-pembuluh darah.
Ø Fosfor dan kalium. Keduanya
berfungsi mengatur denyut nadi jantung dan membantu mengatur tekanan darah.
Karenanya, mengonsumsi kurma dapat menurunkan risiko stroke.
Ø Vitamin A dan E yang membantu sistem
imun tubuh, memelihara sel-sel epitel, dan retina mata.
Dengan
manfaat yang begitu banyak, tidak heran kurma dianjurkan untuk pembatal puasa.
Tidak hanya rasanya yang manis, tetapi juga menyehatkan. Tetapi, untuk pengidap
diabetes melitus perlu berhati-hati mengonsumsi kurma. Bila gula darah
terkontrol masih diperbolehkan mengonsumsi kurma sekali sehari.
Sumber
http://myarticles-artikelkesehatan.blogspot.com/
Jumat, 16 November 2012
Kali ini artikel
bagus akan memanjakan pembaca dengan artikel kesehatan mata. Artikel kesehatan mata ini, akan membahas seputar tentang kesehatan mata, apa
mata itu?, dan tips menjaga kesehatan mata.
Mata adalah panca indera manusia
yang sangat penting/esensial. Dapat dibayangkan jika kita mengalami kerusakan
mata atau kebutaan, kita tidak dapat menikmati dan merasakan betapa indahnya
alam semesta ini.
Kenyataannya kita sering lupa
untuk melakukan perawatan mata, padahal seperti halnya bagian tubuh yang lain, mata mungkin saja
terkena gangguan atau masalah kesehatan. Gangguan-ganguan tersebut bisa
disebabkan oleh udara yang tidak bersih atau terpolusi, radiasi sinar matahari,
radiasi akibat terlalu lama di depan komputer, dan gangguan-gangguan lainnya.
Studi yang dilakukan oleh Eye
Disease Prevalence Research Group (2004) memperkirakan bahwa pada tahun 2020
jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta
jiwa. Studi ini menyebutkan juga bahwa penyakit mata dan kebutaan akan
meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Seseorang
yang berumur 80 tahun ke atas yang merupakan 8% dari total penduduk, mengalami
kebutaan sebanyak 69%.
Gangguan kesehatan pada mata
yang umum terjadi adalah penurunan fungsi penglihatan, gejala mata merah tanpa
ada penurunan fungsi penglihatan, dan mata merah dengan fungsi penglihatan
turun. Sampai saat ini, penyakit mata yang banyak diderita adalah katarak,
glukoma, dan infeksi.
Seiring dengan meningkatnya
perhatian dan pengetahuan pengaruh gizi terhadap kesehatan, khususnya kesehatan
mata menyebabkan pesatnya pertumbuhan pasar terhadap produk-produk kesehatan, makanan obat,makanan kesehatan, obat kesehatan, suplemen makanan, suplemen kesehatan, obat herbal, obat alami mata. Sebagian besar
produk-produk untuk kesehatan mata yang dipasarkan sekarang berbentuk suplemen, makanan obat, makanan kesehatan, obat kesehatan, suplemen makanan, suplemen kesehatan, obat herbal, obat alami. Selain senyawa antioksidan (vitamin A, C, dan E) yang
sebelumnya telah diketahui dapat meningkatkan kesehatan mata, senyawa lain
seperti lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin, baru-baru ini diketahui sebagai
senyawa yang dapat meningkatkan kesehatan mata.
Lutein suatu kelompok senyawa
karotenoid berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau.
Lutein terdapat di macula dan dipercaya dapat melindungi mata dari kerusakan
oksidatif oleh sinar radiasi ultraviolet (UV).
Macula berada di tengah-tengah
retina dan bersebelahan langsung dengan lensa mata. Macula merupakan daerah
kecil yang mengandung jutaan sel yang membantu menghasilkan penglihatan yang
tajam untuk membaca atau melihat obyek dengan jelas.Senyawa karotenoid lain
yang terdapat di dalam macula adalah adalah zeaxanthin, yang diketahui dapat
memberikan manfaat untuk kesehatan mata.
Penelitian yang dilakukan oleh
Chitchumroonchokchai dan koleganya pada tahun 2004 dari Ohio State University,
menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin dapat melindungi sel lensa manusia dari
paparan sinar UV, yang merupakan penyebab utama terjadinya penyakit katarak.
Selain itu, mereka membandingkan aktivitas antioksidan lutein dan zeaxanthin
dengan vitamin E. Hasilnya menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin menunjukkan
aktivitas 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin E dalam melindungi
sel lensa dari kerusakan akibat sinar ultraviolet.
Pada tahun yang sama juga
dilakukan penelitian oleh Neuringer dan kolega, menunjukkan kemampuan lutein
dan zeaxanthin dalam meningkatkan kesehatan mata. Sedangkan pengujian pada
hewan yang disponsori oleh DSM Nutritional Products Swiss, menunjukkan bahwa
suplementasi atau penambahan lutein dan zeaxanthin meningkatkan aktivitas
antioksidan di dalam darah.
Kelompok senyawa karotenoid
lainnya yang ternyata memiliki kemampuan untuk melindungi macula dari paparan
sinar UV adalah astaxanthin. Guerin et al. (2003) menyebutkan bahwa kemampuan
antioksidan dan anti-inflamasi senyawa astaxanthin dapat memberikan efek
perlindungan mata dari sinar UV.
Sampai saat ini aktivitas
antioksidan dari senyawa lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin memberi jawaban
mekanisme terjadinya peningkatan kesehatan mata. Radikal bebas yang berasal
dari sinar UV atau cemaran udara, masuk ke mata mengakibatkan terjadinya reaksi
oksidasi molekul-molekul rentan pada lensa mata.
Agar mata bisa terjaga
kesehatannya, ada baiknya kita melakukan tips perawatankesehatan mata berikut ini :
1.Periksa
mata setiap 12 bulan
Masalah penglihatan yang tidak
ditangani akan berkembang semakin parah , sebaiknya dihindari memakai lensa
kontak atau kacamata yang tidak lagi cocok untuk anda karena dapat menyebabkan
masalah penglihatan dan sakit kepala.
2.Kacamata
anti-UV
Sinar UV dapat membuat
kerusakan serius pada mata. Kacamata yang baik dapat mencegah hal ini. Ketika
membeli kacamata, pastikan yang dapat memantulkan paling tidak 98% radiasi UV.
3.
Nutrisi untuk Mata
Studi baru-baru ini menunjukkan
bahwa vitamin dan kelompok antioksidan dapat mencegah, atau paling tidak
memperlambat degenerasi makular dan pertumbuhan katarak. Nutrisi yang baik bagi
tubuh juga baik untuk mata.
4.
Penggunaan cahaya yang cukup
Bekerja dengan cahaya minim
dapat menyebabkan kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga tidak
baik. Arah cahaya terbaik jika bekerja menggunakan komputer adalah dari lampu
meja bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat terang (brightness)
monitor. Warnanya online pharmacy no prescription memang jadi tak terlalu
tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.
5.
Istirahatkan mata Anda
Hampir semua orang merasakan
mata mereka jadi tidak nyaman setelah duduk seharian di depan layar komputer.
Hal ini disebabkan mata berkedip 25% lebih sedikit dari biasanya, yang
menyebabkan mata jadi kering. Satu hal yang bisa dilakukan adalah menutup mata
Anda dan menghitung sampai 5 sebelum membukanya kembali. Hal lainnya adalah
berpaling dari layar monitor dan fokus pada sebuah objek yang jauh. Lakukan ini
selama beberapa menit setiap 30 menit.
6.
Cari lensa kontak dengan kualitas baik
Tidak semua lensa kontak sama. Ada yang aman untuk mata Anda, dan
ada juga yang beresiko merusak mata.
7. Jika memakai lensa kontak,rawatlah
dengan baik Lensa
kontak tidaklah begitu merepotkan, tapi Anda juga tak dapat mengabaikan
kebersihannya. Setiap kali akan memakai atau melepaskan lensa kontak Anda,
bilaslah. Anda juga harus mengganti cairannya, ketika Anda menaruh di tempatnya
waktu Anda tidur di malam hari.
8.
Pakailah lensa kontak sesuai jadwal yang disarankan
Ada orang yang berbiat
menghemat dengan memakai lensa kontak lebih lama daripada yang dimaksudkan. Ini
bukanlah hal yang baik. Meskipun kulitas lensanya tidak akan berkurang,
tumpukan protein dapat mengaburkan penglihatan Anda. Hal lain yang harus
dipertimbangkan adalah, semakin lama Anda memakai lensa kontak Anda, semakin
tinggi resiko mata Anda terkena infeksi.
9.Gunakan
filter monitor.
Untuk mengurangi sinar yang
menyilaukan dan radiasi yang dipancarkan layar monitor, gunakan filter glass
monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer anda untuk mendapatkan
filter yang baik dan mampu mengurangipengaruh radiasi, bukan hanya sekedar
meredupkan cahaya monitor.
10.
Letakkan kertas kerja agar mudah dibaca saat di depan komputer.
Jika anda harus bekerja dengan
menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja tersebut dalam
jarak yang seimbang dengan monitor anda. Ini agar anda tidak perlu bolak-balik
memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja anda, setelah membaca di layar
monitor.
Langganan:
Postingan (Atom)